BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penulisan Makalah
Kemajuan
teknologi telah membawa dampak yang positif bagi kehidupan manusia, berbagai
peralatan elektronik diciptakan untuk dapat menggantikan berbagai fungsi organ atau
menyelidiki fungsi dan penyimpangan pada organ tubuh manusia. Salah satunya
adalah kamera. Kemajuan teknologi telah merevolusi berbagai
alat elektronik dari ukuran besar menjadi ukuran yang sangat kecil.
Teknologi ini
dikenal dengan teknologi nano (teknologi nano adalah teknologi yang bergerak
atau dibuat dalam scala nanometer). Selain praktis dan ekonomis, ukuran yang
sangat kecil, sangat multi guna. Salah satu hasil teknologi nano adalah
pembuatan kamera. Karena kecilnya maka kamera ini dapat masuk ke dalam pembuluh
darah. Tahukah kamu bahwa salah satu organ tubuh kita adalah alat optik berupa
kamera yang tercanggih dan terpraktis di jagat raya? Bagaimanakah kamera yang
ada di dalam tubuh kita itu dikatakan praktis? Untuk mengetahui lebih banyak tentang
fungsi organ ini, maka ikutilah seluruh kegiatan berikut dengan
sungguh-sungguh.
Alat optik
adalah alat-alat yang salah satu atau lebih komponennya menggunakan benda
optik, seperti: cermin, lensa, serat optik atau prisma. Prinsip kerja dari alat
optik adalah dengan memanfaatkan prinsip pemantulan cahaya dan pembiasan
cahaya. Pemantulan cahaya adalah peristiwa pengembalian arah rambat cahaya pada
reflektor. Pembiasan cahaya adalah peristiwa pembelokan arah rambat cahaya
karena cahaya melalui bidang batas antara dua zat bening yang berbeda
kerapatannya.
1.2 Rumusan
Masalah
a.
Bagaimana cara kerja mata?
b.
Bagaimanakah pembentukan bayangan pada kamera?
c.
Bagaimanakah fungsi lup?
d.
Bagaimana cara kerja teropong?
e.
Bagaimana prinsip kerja mikroskop?
f.
Bagaimana cara proyektor memproyeksikan
gambar pada sebidang layar?
1.3 Tujuan
Penulisan Makalah
a.
Mahasiswa mampu menjelaskan cara kerja mata.
b.
Mahasiswa mampu memahami pembentukan bayangan pada kamera.
c.
Mahasiswa mampu menjelaskan fungsi lup.
d.
Mahasiswa mampu memahami cara kerja teropong.
e.
Mahasiswa mampu menjelaskan prinsip kerja mikroskop.
f.
Mahasiswa mampu memahami cara proyektor memproyeksikan gambar pada sebidang layar.
1.4 Manfaat
Penulisan Makalah
Makalah ini diharapkan dapat memberikan
manfaat bagi semua pihak, yaitu:
a.
Manfaat bagi Penulis
Dalam proses penulisan makalah ini penulis
mendapatkan manfaat dari membaca buku-buku yang menjadi sumber untuk
pembahasan, sehingga menambah wawasan dan pengetahuan mengenai materi yang
bersangkutan.
b.
Manfaat bagi
Pembaca
Setelah membaca makalah ini,
pembaca dapat mengembangkan wawasan dan pengetahuannya mengenai alat-alat optik.
1.5 Metode
Pengambilan Data
Adapun cara/ metode pengambilan
data dalam penulisan makalah ini antara lain:
·
Studi Pustaka,
yaitu pengumpulan data dengan cara membaca buku-buku yang berhubungan dengan
pembahasan dalam makalah ini.
·
Download,
yaitu pengumpulan data dengan cara mendownload materi yang berhubungan dengan
pembahasan makalah ini melalui media internet.
1.6 Sistematika
Penulisan Makalah
Makalah ini disusun dengan sistematika yang
terdiri dari Bab I Pendahuluan, Bab II Pembahasan, dan Bab III Penutup.
Bab I Pendahuluan, terdiri dari Latar
Belakang Penulisan Makalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penulisan Makalah, Manfaat
Penulisan Makalah, Metode Pengambilan
Data, dan Sistematika Penulisan.
Bab II Pembahasan, terdiri dari alat optik
mata, kamera, lup, teropong, mikroskop dan proyektor.
Bab III Penutup, terdiri dari
Kesimpulan dan Saran.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 MATA
Fungsi Mata sebagai Alat Optik. Mata merupakan
salah satu contoh alat optik, karena dalam pemakaiannya mata membutuhkan
berbagai benda-benda optik seperti lensa.
2.1.1 BAGIAN MATA
- Kornea adalah bagian mata yang melindungi permukaan mata dari kontak dengan udara luar.
- Iris adalah selaput tipis yang berfungsi untuk mengatur kebutuhan cahaya dalam pembentukan bayangan.
- Lensa adalah bagian mata yang berfungsi untuk memfokuskan bayangan pada retina.
- Retina berfungsi sebagai layar dalam menangkap bayangan benda, di tempat ini terdapat simpul-simpul syaraf optik.
- Otot siliar berfungsi untuk mengatur daya akomodasi mata.
2.1.2 CARA KERJA MATA
Secara
sederhana sebagai alat optik mata membentuk bayangan nyata, terbalik,
dan diperkecil pada retina. Pemfokusan dilakukan dengan mengubah jarak
fokus lensanya. Benda akan nampak jelas jika bayangan tepat jatuh pada
permukaan retina. Hal ini akan terjadi jika lensa mata dengan kemampuan
akomodasinya dapat selalu menempatkan bayangan pada retina. Karena berbagai
hal, kadang-kadang bayangan tidak terbentuk tepat di retina. Hal ini terjadi
jika mata mengalami cacat atau objek berada diluar jangkauan penglihatan.
2.1.3 PEMBENTUKAN BAYANGAN PADA MATA
Lensa positif,
membiaskan cahaya dan membentuk bayangan pada retina.
Iris mengatur jumlah cahaya yang masuk ke dalam mata dengan mengubah ukuran pupilnya. Retina merupakan media yang menangkap bayangan nyata yang dibentuk oleh lensa. Agar bayangan selalu jatuh pada retina karena letak benda yang berubah, maka dapat diatur dengan mengubah jarak fokus lensa matanya.
Iris mengatur jumlah cahaya yang masuk ke dalam mata dengan mengubah ukuran pupilnya. Retina merupakan media yang menangkap bayangan nyata yang dibentuk oleh lensa. Agar bayangan selalu jatuh pada retina karena letak benda yang berubah, maka dapat diatur dengan mengubah jarak fokus lensa matanya.
2.1.4
JANGKAUAN
PENGLIHATAN MATA
Kemampuan
penglihatan manusia terbatas pada jangkauan tertentu atau disebut jangkauan
penglihatan yaitu daerah di depan mata yang dibatasi oleh dua buah
titik. Titik terjauh (punctum remotum disingkat PR) dan
titik terdekat (punctum proximum disingkat PP).
PR
adalah titik terjauh didepan mata, dimana benda masih nampak dengan jelas. PP
adalah titik terdekat didepan mata, dimana benda masih nampak dengan jelas.
Objek
akan nampak jelas jika objek berada pada jangkauan penglihatan, dan objek tidak
akan nampak dengan jelas jika objek ada diluar jangkauan penglihatan (terlalu
dekat dengan mata atau terlalu jauh dari mata).
Cacat
mata terjadi karena jangkauan penglihatan berubah. Hal ini diakibatkan oleh
kemampuan daya akomodasi mata yang berubah. Daya akomodasi adalah
kemampuan lensa mata untuk mengubah jarak fokusnya agar bayangan jatuh di
retina mata. Berikut ini akan diuraikan berbagai jenis cacat mata yang di
dasarkan pada kemampuan daya akomodasinya.
2.1.5
Cacat
Mata
Setidaknya
ada tiga jenis cacat mata yang diakibatkan oleh kemampuan daya akomodasinya
yaitu: miopia, hipermetropia dan presbiopia. Berikut ini adalah gambar
masing-masing cacat mata dan jangkauan penglihatannya.
- Mata normal (Emetropia) : memiliki titik jauh (PR) pada jarak jauh tak berhingga dan titik dekat (PP) = 25 cm, mata ini jangkauan penglihatannya paling lebar.
- Rabun jauh (Miopia) : memiliki titik jauh (PR) terbatas/kurang dari tak berhingga dan titik dekat (PP) = 25 cm.
- Rabun dekat (Hipermetropia) : memiliki titik jauh (PR) tak berhingga, tetapi titik dekat (PP) > 25 cm.
- Rabun jauh dan dekat (Presbiopia) : memiliki titik jauh (PR) kurang dari tak berhingga dan titik dekat (PP) > 25 cm, cacat mata ini merupakan gabungan dari hipermetropi dan miopi, sering disebut sebagai cacat mata tua.
1) Cacat Mata Miopi
Cacat
mata miopi terjadi jika pada penglihatan tak berakomodasi bayangan jatuh di
depan retina, hal ini terjadi karena lensa mata tidak dapat menjadi sangat
pipih (terlalu cembung). Agar dapat melihat jelas benda yang jauh maka perlu
dibantu dengan lensa divergen (lensa cekung). Lensa divergen adalah
lensa yang dapat menyebarkan berkas cahaya.
Berikut ini adalah bagan pembentukan bayangan pada cacat mata miopi sebelum dan sesudah memakai lensa.
Keterangan gambar:
Gambar sebelum memakai kaca mata. Cahaya yang berasal dari tempat jauh (diluar jangkauan penglihatan) oleh lensa mata dibiaskan di depan retina sedang cahaya dari tempat dekat (dalam jangkauan penglihatan) tepat dibiaskan di retina.
Gambar sesudah memakai kaca mata. Lensa negatif mengubah arah rambat cahaya sejajar menjadi menyebar sehingga seolah-olah cahaya berasal dari daerah jangkauan penglihatan.
Dalam perhitungan:
So = letak benda sebenarnya (~)
Si = – PR (batas maksimum jangkauan penglihatan) tanda (-) menggambarkan bayangan di depan lensa.
Dari persamaan :
diperoleh bahwa:f = – PR
Ukuran lensa yang digunakan adalah :
P = kekuatan lensa dalam satuan dioptri (D)
f = jarak fokus lensa kaca mata dalam satuan meter (m)
2) Cacat Mata Hipermetropi
Cacat mata hipermetropi terjadi jika penglihatan
pada jarak baca normal mengakibatkan bayangan dari lensa mata jatuh di belakang
retina, hal ini karena lensa mata tidak dapat menjadi sangat cembung (terlalu
pipih). Agar dapat melihat jelas benda-benda pada jarak baca normal (Sn) maka
cacat mata ini perlu dibantu dengan menggunakan lensa konvergen (lensa
cembung). Lensa konvergen adalah lensa yang dapat mengumpul berkas cahaya.
Berikut ini adalah bagan pembentukan bayangan pada hipermetropi sebelum dan sesudah memakai lensa.
Berikut ini adalah bagan pembentukan bayangan pada hipermetropi sebelum dan sesudah memakai lensa.
Keterangan
gambar:
Gambar sebelum memakai kaca mata: Berkas cahaya dari jarak baca normal (cahaya kuning) akan dibiaskan oleh lensa mata di belakang retina, berkas cahaya baru akan dibiaskan tepat di retina jika benda lebih jauh dari jarak baca normal (yaitu titik dekatnya).
Gambar sesudah memakai kaca mata: lensa positif mengubah arah rambat cahaya yang berasal dari jarak baca normal seolah-olah berasal dari titik dekatnya (PP), kemudian lensa mata mengubah arah rambat cahaya ini menuju retina.
Gambar sebelum memakai kaca mata: Berkas cahaya dari jarak baca normal (cahaya kuning) akan dibiaskan oleh lensa mata di belakang retina, berkas cahaya baru akan dibiaskan tepat di retina jika benda lebih jauh dari jarak baca normal (yaitu titik dekatnya).
Gambar sesudah memakai kaca mata: lensa positif mengubah arah rambat cahaya yang berasal dari jarak baca normal seolah-olah berasal dari titik dekatnya (PP), kemudian lensa mata mengubah arah rambat cahaya ini menuju retina.
Dalam
perhitungan:
So = Sn (jarak baca normal = 25 cm)
Si = – PP (titik dekat hipermetropi), tanda minus menunjukkan bahwa bayangan maya yang terletak
di titik dekatnya
3) Cacat Mata Presbiopi
Cacat
mata presbiopi (mata tua atau rabun dekat dan rabun jauh diakibatkan
karena melemahnya daya akomodasi) terjadi karena bayangan jatuh di belakang
retina pada saat melihat dekat dan bayangan jatuh di depan retina pada saat
melihat jauh, hal ini terjadi karena daya akomodasi lensa mata lemah.
Agar dapat
melihat jelas baik benda yang dekat maupun yang jauh maka perlu dibantu dengan
menggunakan gabungan lensa cembung (konvergen) dan cekung (divergen).
Cacat mata ini sering juga dikenal dengan nama
cacat mata tua. Berapa ukuran lensa yang digunakan? Untuk menjawab pertanyaan
ini maka titik jauh maupun titik dekatnya harus diketahui. Selanjutnya dengan
menggunakan cara sebagaimana pada cacat miopi dan cacat hipermetropi, ukuran
lensa dapat diketahui.
2.2 KAMERA
Kamera merupakan alat optik yang dapat
memindahkan/mengambil gambar dan menyimpannya dalam bentuk file, film maupun
print-out. Kamera menggunakan lensa positif dalam membentuk bayangan. Sifat
bayangan yang dibentuk kamera adalah nyata, terbalik, dan diperkecil.
Pemfokusan dilakukan dengan mengatur jarak
lensa dengan film. Perubahan jarak benda mengakibatkan perubahan jarak bayangan
pada film oleh karena itu lensa kamera perlu digeser agar bayangan tetap jatuh
pada film. Hal ini terjadi karena jarak fokus lensa kamera tetap. Dari rumus
umum optik, jika jarak fokus tetap, maka perubahan jarak benda (So) akan
diikuti oleh perubahan jarak bayangan (Si).
2.2.1
BAGIAN-BAGIAN
KAMERA
- Lensa cembung
- Film
- Diafragma
- Aperture
2.2.2
PEMBENTUKAN
BAYANGAN PADA KAMERA
Lensa positif, membiaskan cahaya dan membentuk bayangan nyata, terbalik dan diperkecil.
Diafragma mengatur jumlah cahaya yang masuk ke dalam kamera dengan mengubah ukuran aperturenya.
Film merupakan media yang menangkap bayangan nyata yang dibentuk oleh lensa.
Agar bayangan selalu jatuh pada film karena letak benda yang berubah, maka dapat diatur dengan menggeser jarak lensa terhadap filmnya.
So = jarak benda dalam meter, Si = jarak bayangan dalam meter, F = titik fokus lensa
2.2.3
PERBANDINGAN
KAMERA DAN MATA
Kamera
|
Mata
|
Keterangan
|
Lensa
|
Lensa
|
Lensa cembung
|
Diafragma
|
Iris
|
Mengatur besar kecilnya lubang
cahaya
|
Aperture
|
Pupil
|
Lubang tempat masuknya cahaya
|
Film
|
Retina
|
Tempat terbentuknya bayangan
|
Secara umum bagian-bagian kamera sama dengan
bagian-bagian mata, namun kedua alat ini memiliki perbedaan dalam hal
menempatkan bayangan pada retina/film, perbedaannya adalah:
- mata menggunakan daya akomodasi
- kamera menggunakan pergeseran lensa
2.3 LUP
Sebagaimana namanya, lup memiliki fungsi untuk
memperbesar bayangan benda. Lup adalah lensa cembung yang digunakan untuk
mengamati benda-benda kecil agar nampak lebih besar. Bayangan yang dibentuk
oleh lup memiliki sifat: maya, tegak, dan diperbesar.
Untuk itu benda harus diletakkan di Ruang I atau daerah yang dibatasi
oleh fokus dan pusat lensa atau cermin (antara f dan O), dimana So < f.
Ada dua cara bagaimana menggunakan lup yaitu:
1. Dengan cara mata berakomodasi maksimum
2. Dengan cara mata tidak berakomodasi
1. Dengan cara mata berakomodasi maksimum
2. Dengan cara mata tidak berakomodasi
1) Mata Berakomodasi Maksimum
Mata berakomodasi maksimum yaitu cara memandang obyek pada titik dekatnya (otot siliar bekerja maksimum untuk menekan lensa agar berbentuk secembung-cembungnya).
Pada penggunaan lup dengan mata berakomodasi maksimum, maka yang perlu diperhatikan adalah:
Mata berakomodasi maksimum yaitu cara memandang obyek pada titik dekatnya (otot siliar bekerja maksimum untuk menekan lensa agar berbentuk secembung-cembungnya).
Pada penggunaan lup dengan mata berakomodasi maksimum, maka yang perlu diperhatikan adalah:
- bayangan yang dibentuk lup harus berada di titik dekat mata / Punctum Proksimum (PP)
- benda yang diamati harus diletakkan di antara titik fokus dan lensa
- kelemahan : mata cepat lelah
- keuntungan : perbesaran bertambah (maksimum)
- Sifat bayangan : maya, tegak, dan diperbesar
2). Mata Tak
Berakomodasi
Mata tak berakomodasi yaitu cara memandang
obyek pada titik jauhnya (yaitu otot siliar tidak bekerja/rileks dan lensa mata
berbentuk sepipih-pipihnya).
Pada penggunaan lup dengan mata tak berakomodasi, maka yang perlu diperhatikan adalah:
Pada penggunaan lup dengan mata tak berakomodasi, maka yang perlu diperhatikan adalah:
- maka lup harus membentuk bayangan di jauh tak hingga
- benda yang dilihat harus diletakkan di titik fokus (So = f)
- keuntungan : mata tak cepat lelah
Kerugian : perbesaran berkurang (minimum)
Perhitungan pada mata berakomodasi maksimum
• Si = -PP = -Sn
Perhitungan pada mata berakomodasi maksimum
• Si = -PP = -Sn
Perbesaran sudut atau perbesaran angular
Pada mata tak berakomodasi
• Si = -PR
• So = f
Perbesaran sudut
2.4 TEROPONG
Teropong atau teleskop adalah sebuah alat yang digunakan untuk melihat benda-benda yang jauh sehingga tampak lebih jelas dan lebih dekat. Secara umum teropong terdiri atas dua buah lensa positif. Satu lensa mengarah ke obyek dan disebut lensa obyektif dan satu lensa mengarah ke mata dan disebut lensa okuler.
Teleskop
atau teropong dibedakan menjadi dua, yaitu teropong bintang dan teropong bumi.
2.4.1 TEROPONG BINTANG
Teropong bintang adalah alat untuk mengamati benda-benda angkasa
luar, misalnya bintang, planet-planet, dan bulan. Ada dua jenis teropong
bintang, yaitu teropong bias dan teropong pantul.
a. Teropong
Bias
Teropong
bias berupa tabung yang di dalamnya terdapat dua lensa positif, yaitu lensa
objektif dan lensa okuler. Jarak titik api lensa objektif lebih besar daripada
jarak titik api lensa okuler. Karena benda yang diamati berada di tempat yang
sangat jauh, berkas sinar yang melewati lensa objektif adalah berkas sinar
sejajar. Bayangan yang terbentuk oleh lensa objektif ialah nyata, terbalik,
diperkecil, dan terletak di titik apinya.
(a) Teropong bias (b) Pembentukan
bayangan pada teropong bias
2.4.2
Teropong Pantul
Teropong pantul berupa tabung yang di dalamnya terdapat cermin
cekung dan cermin datar sebagai reflektor atau pemantul, serta sebuah lensa
cembung sebagai okuler. Yang berfungsi sebagai objektif adalah cermin cekung.
1) Teropong
Bumi
Teropong
bumi adalah alat untuk mengamati benda-benda di darat atau di laut yang jauh
letaknya agar tampak lebih dekat dan jelas. Ada dua jenis teropong bumi, yaitu
teropong bias dan teropong prisma.
a. Teropong
Bias
Teropong
bumi yang termasuk teropong bias terdiri atas tiga buah lensa positif.
(a)Teropong
pantul (b) Pembentukan bayangan pada teropong pantul
Yaitu
lensa objektif, lensa pembalik, dan lensa okuler. Lensa pembalik terletak di
antara lensa objektif dan lensa okuler. Lensa pembalik berfungsi memperoleh
bayangan yang dibentuk oleh lensa objektif.
Bayangan
yang dibentuk lensa pembalik merupakan benda bagi lensa okuler. Lensa okuler
selanjutnya membentuk bayangan maya, tegak dan diperbesar.
b.
Teropong Prisma
1.
Teropong Binokuler
Teropong
binokuler menggunakan dua buah prisma siku-siku sama kaki untuk menggantikan
fungsi lensa pembalik. Kedua prisma disusun bersilangan satu dengan lainnya.
Teropong itu disebut teropong binokuler karena menggunakan dua buah lensa
okuler.
2.
Periskop
Periskop
menggunakan dua lensa positif sebagai lensa objektif dan lensa okuler, serta
dua buah prisma siku-siku sama kaki sebagai reflektor.
(a) Teropong
binokuler (b) Pembentukan bayangan pada teropong binokuler
Periskop
digunakan sebagai teropong untuk mengamati benda-benda dipermukaan laut
sehingga biasa dipasang pada kapal selam.
Berkas cahaya yang berasal dari benda-benda di permukaan laut
setelah melewati lensa objektif dipantulkan sempurna oleh sisi-sisi miring
kedua prisma. Perhatikan Gambar di bawah ini !
Periskop dapat diputar 3600 sehingga dapat digunakan
untuk mengamati seluruh medan di permukaan laut.
Pembentukan
bayangan pada periskop
2.5 MIKROSKOP
Lup sebagai alat yang dapat digunakan untuk mengamati benda-benda kecil memiliki keterbatasan. Untuk itu diperlukan alat optik yang memiliki kemampuan untuk memperbesar bayangan hingga berlipat-lipat. Alat ini dikenal dengan nama mikroskop. Mikroskop yang paling sederhana menggunakan kombinasi dua buah lensa positif, dengan panjang titik fokus obyektif lebih kecil daripada jarak titik fokus lensa okuler.
Lup sebagai alat yang dapat digunakan untuk mengamati benda-benda kecil memiliki keterbatasan. Untuk itu diperlukan alat optik yang memiliki kemampuan untuk memperbesar bayangan hingga berlipat-lipat. Alat ini dikenal dengan nama mikroskop. Mikroskop yang paling sederhana menggunakan kombinasi dua buah lensa positif, dengan panjang titik fokus obyektif lebih kecil daripada jarak titik fokus lensa okuler.
Prinsip kerja mikroskop adalah obyek
ditempatkan di ruang dua lensa obyektif sehingga terbentuk bayangan nyata
terbalik dan diperbesar. Lensa okuler mempunyai peran seperti lup, sehingga
pengamat dapat melakukan dua jenis pengamatan yaitu dengan mata tak
berakomodasi atau dengan mata berakomodasi maksimum. Pilihan jenis pengamatan
ini dapat dilakukan dengan cara menggeser jarak benda terhadap lensa obyektif
yang dilakukan dengan tombol soft adjustment (tombol halus yang
digunakan untuk menemukan fokus). Kegiatan berikut ini akan memperlihatkan
pembentukan bayangan pada mikroskop.
2.5.1 Pembentukan Bayangan pada Mikroskop
Pengamatan menggunakan mikroskop dengan mata berakomodasi maksimum.
Pengamatan ini menempatkan bayangan akhir (bayangan lensa okuler) maya pada titik dekat pengamat (PP).
Perbesaran mikroskop pada pengamatan ini adalah:
Keterangan:
S(Ob) = Jarak benda lensa obyektif dalam meter
S’(Ob) = Jarak bayangan lensa obyektif dalam meter
PP = titik dekat pengamat dalam meterf(Ok) = panjang fokus lensa okuler dalam meter
Pengamatan menggunakan mikroskop dengan mata tidak berakomodasi.
2.5.1 Pembentukan Bayangan pada Mikroskop
Pengamatan menggunakan mikroskop dengan mata berakomodasi maksimum.
Pengamatan ini menempatkan bayangan akhir (bayangan lensa okuler) maya pada titik dekat pengamat (PP).
Perbesaran mikroskop pada pengamatan ini adalah:
Keterangan:
S(Ob) = Jarak benda lensa obyektif dalam meter
S’(Ob) = Jarak bayangan lensa obyektif dalam meter
PP = titik dekat pengamat dalam meterf(Ok) = panjang fokus lensa okuler dalam meter
Pengamatan menggunakan mikroskop dengan mata tidak berakomodasi.
Pengamatan ini menempatkan bayangan akhir
(bayangan lensa okuler) maya pada titik jauh pengamat (PR).
Perbesaran mikroskop pada pengamatan ini adalah:
S(Ob) = Jarak benda lensa obyektif dalam meter
S’(Ob) = Jarak bayangan lensa obyektif dalam meter
PP = titik dekat pengamat dalam meterf(Ok) = panjang fokus lensa okuler dalam meter
Perbesaran mikroskop pada pengamatan ini adalah:
S(Ob) = Jarak benda lensa obyektif dalam meter
S’(Ob) = Jarak bayangan lensa obyektif dalam meter
PP = titik dekat pengamat dalam meterf(Ok) = panjang fokus lensa okuler dalam meter
2.5.2 Panjang Mikroskop
Panjang mikroskop diukur dari jarak antara lensa obyektif dan lensa okuler. Untuk masing-masing jenis pengamatan, panjang mikroskop dapat dihitung dengan cara yang berbeda.
A. Mata berakomodasi maksimum
d = Si(Ob) + So(Ok)
B. Mata tak berakomodasi
d = Si(Ob) + f(Ok)
Keterangan:
d = panjang mikroskop dalam meter
Si(Ob) = jarak bayangan lensa obyektif dalam meter
So(Ok) = jarak benda lensa okulerdalam meterf(Ok) = jarak fokus lensa okuler dalam meter
2.6 Proyektor
Proyektor
adalah alat optik yang digunakan untuk memproyeksikan gambar pada sebidang
layar. Berdasarkan jenis gambar yang dapat diproyeksikan, proyektor dibedakan
menjadi dua, yaitu diaskop dan episkop.
2.6.1
Diaskop
Diaskop
adalah alat untuk memproyeksikan bayangan nyata dari sebuah gambar diapositif.
Gambar diapositif adalah gambar positif tembus cahaya. Termasuk diaskop antara
lain proyektor film, slide proyektor, dan overhead proyektor (OHP).
2.6.2
Proyektor Film
Sebuah
proyektor film digunakan untuk memproyeksikan gambar tembus pandang. Gambar
yang satu dengan lainnya sebenarnya adalah gambar terputus-putus dan merupakan
gambar mati. Namun, karena diputar dengan kecepatan tinggi, yakni 16 gambar setiap
detik, kesan yang ditangkap oleh mata kita adalah sebagai gambar hidup.
Bayangan
iring adalah kesan cahaya yang terjadi dalam mata dan masih tetap berpengaruh
lebih kurang
detik setelah cahaya yang menyebabkannya sudah tidak
ada lagi. Misalnya, apabila bara ujung lidi yang dibakar dikibas-kibaskan dalam
ruangan gelap, akan tampak kesan garis cahaya, bukan titik cahaya. Oleh karena
itu, apabila sejumlah gambar tembus cahaya (gambar diapositif) diputar lebih
dari 10 gambar setiap detik, kesan bayangan yang diproyeksikan di layar adalah
gambar hidup.
2.6.3
Slide Proyektor
Slide
proyektor adalah proyektor yang memproyeksikan slide (film) satu demi satu ke
bidang layar.
Bagian-bagian slide proyektor adalah sebagai berikut.
(1) Lampu
proyektor merupakan bagian utama. Lampu itu sangat kuat memancarkan cahaya.
(2) Cermin
cekung, berfungsi mengumpulkan cahaya agar daya pancar sinar proyektor lebih
kuat.
(3) Kondensor, berupa dua
buah lensa cembung-datar yang disusun bertolak belakang. Kondensor berfungsi
agar sinar jatuh ke slide merata ke seluruh permukaannya.
(4) Filter, berfungsi
melindungi slide dari panas yang dihasilkan lampu proyektor.
(5) Lensa proyektor, berupa
lensa cembung yang berfungsi sebagai pembalik. Oleh karena itu, untuk memperoleh
bayangan tegak di layar, slide dipasang terbalik.
Pembentukan bayangan pada slide
proyektor
2.6.4
Overhead Proyektor (OHP)
Overhead proyektor adalah proyektor untuk
memproyeksikan gambar diapositif.
Proyektor film dan slide proyektor hams
digunakan di ruangan yang gelap untuk memperoleh bayangan yang tajam.
Bagian-bagian OHP sama seperti slide proyektor. Bagian-bagian itu ialah dua
buah cermin datar untuk memantulkan cahaya dan dua buah lensa cembung untuk
lensa proyektor. Perhatikan Gambar di bawah. Gambar yang akan diproyeksikan
diletakkan di meja objek.
2.6.5
Episkop
Episkop adalah proyektor untuk memproyeksikan
gambar-gambar tidak tembus cahaya.
(a) Overhead proyektor (b) Pembentukan bayangan pada overhead proyektor
Episkop biasanya digunakan oleh seniman lukis
untuk mereproduksi lukisan, misalnya untuk membuat gambar pada billboard atau
papan reklame.
Gambar yang akan diproyeksikan, misalnya foto
seorang artis, diletakkan di meja objek. Sebagian cahaya yang berasal dari dua
buah lampu L1 dan L2 dipantulkan oleh gambar itu. Seterusnya, cahaya tersebut
ditangkap dan dipantulkan oleh cermin datar ke lensa proyektor. Akhirnya,
terbentuk bayangan sejati dan diperbesar pada layar Perhatikan Gambar di bawah
ini.
Alat yang dapat dipakai, baik untuk episkop
maupun diaskop, dinamakan epidiaskop.
Episkop,
pembentukan bayangan pada episkop
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Alat-alat optik
adalah alat-alat yang salah satu atau lebih komponennya menggunakan benda
optik. Misalnya, cermin, lensa, atau prisma.
Alat optik
memanfaatkan prinsip pemantulan dan atau pembiasan cahaya. Beberapa alat optik
antara lain kamera, lup, mikroskop, teleskop, proyektor, dan episkop.
3.2 Saran
Saran yang
dapat penulis sampaikan ialah agar pembaca dapat mengetahui betapa pentingnya
alat-alat optik bagi kehidupan manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar